Sabtu, 29 Oktober 2016

Semangat Belajar Itu Penting



Pada dasarnya manusia adalah makhluk pembelajar. Misalnya, bayi yang baru dilahirkan pada saat menjalani masa pertumbuhan maka akan mengalami proses badan yang dimiringkan, tengkurap, merangkak, berjalan hingga bisa berlari. Hal tersebut terjadi karena mereka sendiri yang belajar bagaimana bisa melakukannya bila sudah tiba waktunya.

Saat masa pertumbuhannya, orang tua atau orang yang berada di dekat bayi sering melarang ketika melakukan sesuatu yang tidak pantas dilakukan. Misalnya, saat bayi memasukkan ibu jari atau jari telunjuk ke dalam mulutnya. Orang tua jelas sering melarang anaknya untuk melakukan hal itu. Namun, bukannya memberikan omongan yang halus justru malah terkadang membentaknya.

Akibat dari perilaku ini bisa saja membuat anak malas untuk belajar. Atau pada saat sekolah, anak jadi malas untuk mengenal pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolahnya. Padahal saat memasuki dunia pendidikan, anak harus cepat menangkap pelajaran sekolah.

Ketika ditanya soal masalah apa yang disenangi, mereka lebih cepat menjawab. Misalnya, anak-anak lebih suka permainan di gadget, maka segala jenis permainan akan mereka unduh di gadget mereka. Hal itu terkadang mereka anggap sebagai bagian dari hobi.

Dengan kebiasaan tersebut, dapat dikatakan bahwa anak itu sebenarnya tidak bodoh. Mereka dilahirkan dengan kemampuan yang sama sehingga bisa dikatakan cerdas. Namun, perlakuan yang keliru pada masa pertumbuhannya lah yang membuat anak jadi sulit menangkap pelajaran sekolah.

Ada beberapa  tips yang bisa dilakukan saat mengalami anak yang sulit dalam belajar. Berikut tipsnya.

Dari Orang Tua
Orang yang paling dekat dengan anak adalah orang tua. Apapun yang dilakukan orang tua maka anak pun mengikutinya, apalagi masih dalam tahap pertumbuhan. Saat anak mulai kesulitan dalam belajar, cobalah orang tua untuk mendampinginya dan memberikan pengarahan yang baik.


Aktivitas di Sekolah
Saat sang kecil pulang dari sekolahnya, cobalah tanya apa saja kegiatan selama di sana. Pelajaran di sekolah, bagaimana cara belajarnya, dan apa saja pengalaman yang terjadi hari itu saat di sekolah. Dengan begitu, daya ingatnya semakin terasah dan anak jadi lebih aktif dalam berbicara.

Hal Positif
Selalu berikan pengertian apa saja yang berbau positif. Misalnya, pada saat berbicara dengan sang anak, selalu selipkan komentar dan sugesti positif soal dunia sekolah pada mereka dan tegaskan bahwa semangat belajar itu penting. Hal seperti itu tanpa disadari membuat sugesti masuk dalam alam bawah sadarnya.

Penghargaan
Biasanya, orang tua memberikan penghargaan kepada anaknya saat mendapat peringkat di sekolahnya. Namun, hal itu terkadang dirasa anak sangat lama untuk mendapatkan sesuatu yang disukainya. Cobalah untuk memberikan penghargaan di setiap hal positif yang mereka lakukan. Karena dengan begitu, mereka akan lebih banyak melakukan hal positif dan semakin lama pikiran positif atas sesuatu itu akan tertanam dalam benaknya.
Ingat. Mulailah dari orang tua mengajarkan hal-hal baik pada anaknya, karena orang tua berperan besar terhadap pertumbuhan sang buah hati. Dengan demikian ia pun akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

Kamis, 27 Oktober 2016

Meski Lelah Namun Tetap Bersyukur




 
Saat adzan subuh mulai berkumandang kulihat sosok perempuan tangguh yang saat itu membangunkanku untuk segera mengambil air wudhu dan melakukan salat. Ya, itu ibuku. Seorang ibu rumah tangga pada umumnya.

Murtiningsih, perempuan yang sudah tidak lagi muda itu membangunkanku dengan penuh perhatian dengan memegang kakiku sambil berbisik “Ayo Bangun.” Lantas aku pun terbangun dan segera melangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Setelah selesai salat, aku melihatnya dari tempatku salat ternyata ibuku juga di dalam ruangan yang sama melaksanakan salat.

Aku memandang ibuku sedang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. Entah aku tidak mengetahui apa yang sedang dipintanya kepada Sang Pencipta, namun selama aku memperhatikannya ada raut wajah yang sangat tegar dalam doanya.

Ibuku adalah sosok yang sangat luar biasa bagiku. Setiap hari ia selalu membuatkan makanan (bekal) untuk dibawa ke kantor, ke sekolah, serta ke kampus oleh suami dan anak-anaknya. Aku tau, ibu pasti lelah dan mengantuk karena sebelum adzan subuh beliau sudah bangun terlebih dahulu untuk menyiapkan menu masakan apa yang harus dibuatnya hari itu.

Saat memasak, kulihat ada cucuran keringat yang mengalir dari leher ke bajunya. Namun, ibuku selalu menunjukkan bahwa kegiatan seperti itu merupakan tanggung jawabnya. Ada rasa sesak dalam dadaku, sangat sedih melihatnya mempersiapkan segala keperluan suami dan anak-anaknya di saat langit belum menunjukkan sinarnya.

Langit semakin terang, matahari pun sudah bergerak menuju timur. Aku sudah bersiap-siap berangkat menuju kampusku. Ia sudah berdiri di depan pagar rumah untuk sekedar melihatku mengendarai motor hingga menghilang dari penglihatannya. Sebelum berangkat ada pesan yang selalu menjadi ciri khas ibu, yaitu “Baca doa, hati-hati di jalan ya nak.” Pesan itu selalu aku ingat dalam perjalanan menuju kampusku. Terkadang, air mataku pun tumpah karena merasakan betapa perhatiannya ibu yang begitu besar padaku.

Sore itu setelah sampai rumah, aku mematikan mesin motorku dan bergegas masuk ke dalam rumah. Namun, ternyata aku melihat ibuku sedang membersihkan rumah seorang diri. Ya, karena memang tidak ada orang di rumah selain ibuku. Menyapu, mengepel, mencuci piring, memasak, mencuci baju, hingga menyapu halaman adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukannya tanpa lelah, tanpa mengeluh sedikit pun.

Ketika aku melepaskan sepatu dan tasku, ibuku memandangku sambil menebar senyum lebar kepadaku. Senyum itu kulihat senyum yang begitu ikhlas ia tebarkan. Sepertinya tak ingin ada yang tau betapa lelah dirinya yang setiap hari melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga. 

Setiap kali aku ingin membantunya ia menolaknya. Ibuku selalu berkata bahwa aku harus fokus terhadap pelajaran dan kuliahku hingga mencapai cita-citaku. Bagaimana mungkin aku sebagai anaknya membiarkan ibuku mengerjakan itu sendiri. 

Namun, lagi-lagi ia berkata bahwa itu merupakan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga. Yang ia inginkan hanya satu bahwa ia ingin melihat anak-anaknya fokus untuk sukses suatu saat nanti. Perkataan lain yang selalu ia ucapkan adalah bersyukur bisa memiliki keluarga kecil yang menjadi bagian terindah dalam hidupnya.

Bahkan saat makan pun, terkadang ia makan paling terakhir di antara ayahku dan adik-adikku.  Lantas aku pun bertanya mengapa ibuku demikian, lalu ia pun menjawab bahwa ia ingin melihat keluarga kecilnya itu makan terlebih dahulu karena telah melakukan aktivitas di luar sedangkan ia hanya di rumah.

Mendengar jawaban itu pun sontak membuat air mataku hampir tumpah. Sedih amat sedih sangat luar biasanya ibuku yang benar-benar menyayangiku, ayahku, serta adik-adikku tanpa syarat. Apa pun yang ia lakukan untukku akan ku lakukan untuknya juga. 

Bagiku, ia adalah sosok perempuan yang kujadikan alasan pertama saat aku sukses nanti. Aku pun selalu mendoakan ibuku agar tangan kasihnya yang selalu memberikan belaian serta kasih sayang kepadaku agar  mendapat berbagai ribu kebaikan yang selalu mengiringi setiap langkahnya. Aku sangat menyayangimu lebih dari apapun, Ibu.







Masalah Jerawat Masalah Kaum Wanita



Jerawat adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung , dan dada. Bintik-bintik tersebut dapat berkisar mulai dari yang ringan, seperti komedo hitam dan komedo putih, hingga bintik-bintik parah yang berisi nanah dan kista. Biasanya bintik-bintik yang tergolong parah tersebut akan meninggalkan bekas luka.
Selain ditandai dengan gejala-gejala seperti kulit berminyak dan munculnya bintik-bintik, kadang-kadang jerawat juga menyebabkan kulit mudah terasa panas, gatal, dan sakit saat disentuh. Ada beberapa bagian pada tubuh yang biasanya ditumbuhi jerawat dan yang paling umum adalah wajah.
Jerawat merupakan kondisi yang umum, artinya sebagian besar orang pernah mengalaminya. Terutama kaum hawa sering khawatir bila bintik jerawat sudah ada di wajah mereka. Bahkan melakukan hal apapun agar terhindar dari jerawat. Sebagian kaum hawa juga mengatakan bahwa jika wajah sudah ditumbuhi jerawat maka mereka merasa tidak percaya diri bila berjalan di lingkungan sekitar karena merasa diri mereka sudah tak cantik rupawan lagi.
Diah salah satunya, mahasiswa di salah satu universitas di Bekasi, mengatakan, “Ih pokoknya sebel deh kalau ada jerawat di wajah bikin gak percaya diri untuk pergi ke mana-mana. Malu aja gitu mukanya gak mulus lagi. Terkadang jika ada jerawat yang muncul di wajah, saya langsung kalau mau pergi ke mana harus menggunakan masker buat nutupin wajah yang ada jerawatnya,” jelasnya.
Aku pun pernah mengalami tumbuhnya jerawat-jerawat di sekitar wajah. Panik yang membuatku berujung stres mengakibatkan semakin banyaknya jerawat yang timbul di wajahku. Ketika aku merasa jerawat itu sudah sangat mengganggu, dengan cepat aku pun segera mengambil langkah untuk memeriksakan apa yang dialami oleh kulit sekitar wajahku.
Menurut dr. Siliana Josef, seorang dokter kecantikan langgananku di salah satu rumah sakit di Bekasi mengatakan sebenarnya timbulnya jerawat diakibatkan oleh suhu udara (debu), kurangnya istirahat atau tidur malam, stres, serta makan makanan pedas dan berminyak adalah pemicu utama yang sering terjadi dan mengakibatkan timbulnya jerawat karena kulit pada wajah mengalami kelebihan vitamin C.
Dr. Siliana menambahkan bahwa timbulnya jerawat juga disebabkan oleh tangan kita yang kotor lalu tanpa terasa memegang area wajah. Wajah itu merupakan salah satu kulit yang paling sensitif ketika disentuh. Wajah akan cepat merangsang kotoran dari tangan kita untuk masuk ke dalam pori-pori dan mengakibatkan tumbuhnya bintik-bintik jerawat.
Ia pun langsung memberikan sejumlah perawatan agar jerawat itu hilang dari permukaan wajah. Salah satunya diberikan sabun pencuci wajah, krim whitening untuk menghilangkan bekas jerawat, obat-obatan berupa tablet yang dikonsumsi agar jerawat tidak balik lagi ke wajah, serta memberikan sejumlah pesan yang dilarang selama proses penyembuhan dan perawatan tersebut.

Bentuk Syukur Pada Sang Pencipta



Pasar Depok Jaya memang saat ini menjadi pusat dari berbagai kalangan yang datang untuk melakukan aktivitas setiap hari. Sejak pagi hingga malam pasar ini selalu ramai dipadati oleh banyak orang. Keramaian terlihat saat banyaknya pengunjung yang berlalu lalang untuk mencari kebutuhannya masing-masing.
Sore itu kulihat sosok wanita yang sudah tidak lagi muda sedang menengok kanan kiri di sekitarnya sambil mengipas-ngipas dagangannya. Segagang kayu minimalis beserta lembaran plastik yang diikat pada kayu tersebut dikibaskannya agar tidak ada lalat yang hinggap di sekitar dagangannya. Ya, dia adalah Emi, seorang penjual berbagai macam jajanan pasar tradisioanal di area pasar tersebut.
Sejak pagi saat matahari mulai menampakkan sinarnya, ia berangkat ke pasar tersebut untuk berjualan dengan mengayuh sepeda bututnya setiap hari. Jarak yang lumayan jauh dari rumah menuju pasar tempatnya berjualan pun tak jadi penghalang dirinya untuk tetap mencari uang.
Sebelum ia berangkat menuju pasar tempatnya berjualan saat ini. Kue-kue yang akan dijualnya terlebih dahulu ia dapatkan dari orang-orang yang menitipkan kue buatan mereka kepada Bu Emi. Keuntungan yang hanya didapatkannya sebesar dua ratus rupiah per satu macam kue dirasa cukup untuk makan sehari-hari. Ya, pendapatan itu memang tidak terlalu besar, namun ia tetap mensyukurinya.
Ia berjualan di pinggir kios berukuran kecil milik salah satu temannya yang juga seorang pedagang di sana. Sebenarnya kios itu ditempatkan oleh teman Bu Emi dan ia hanya menumpang untuk berjualan di pinggir kios temannya dengan pinggir kios yang lain. Namun, ia harus tetap membayar sewa kios tersebut selama berjualan di sana. Lima belas juta rupiah adalah uang yang jumlahnya tidak sedikit dan tetap harus dibayarnya selama dua tahun sekali.
Suasana di dalam pasar itu memang ramai. Banyak orang berlalu lalang di depannya, namun tak seorang pun ada yang membeli kue-kue Bu Emi. Mungkin karena sudah memasuki waktu sore sehingga kue itu tidak fresh lagi atau mungkin saja sudah banyak debu yang menempel sejak dijualnya dari pagi. Ia mengaku sedih jika kue-kue itu tak habis dijualnya dalam waktu seharian.
Telihat dari wajahnya ia begitu lelah dan mengantuk. Bayangkan ia berjualan dari pagi hingga sore hari. Jika kue tersebut belum habis terjual, seorang temannya dengan senang hati membantu Bu Emi dengan meneriaki pengunjung pasar, “Ayo…ayo… kuenya, gorengannya..” pada saat itu aku lihat Bu Emi sangat senang karena banyak orang-orang mendekatinya untuk membeli kue-kue yang dijualnya, terbukti dengan senyum yang mengembang pada bibirnya.
Sang suami yang sudah tak lagi muda juga masih berusaha mencari nafkah untuk makan sehari-hari berdua dengan Bu Emi. Maklum, anak-anaknya sudah berumah tangga sehingga mereka sudah tidak lagi tinggal bersama orang tua. Kini Bu Emi dengan sang suami pun harus tetap bertahan hidup dengan mencari uang, meskipun Bu Emi harus berjualan jajanan pasar tradisional.
Saat ini jajanan pasar tradisional mungkin sudah tidak lagi banyak diminati. Akan tetapi, Bu Emi tetap optimis bahwa rezeki sudah diatur setiap hari oleh Sang Pencipta.

Tradisi Roti Buaya Saat Gelar Pernikahan



Roti Buaya merupakan sebuah roti yang dipakai dalam seserahan upacara pernikahan adat Betawi berupa sepasang roti buaya. Bagi orang Betawi, merupakan penghormatan atas kesaktian buaya, yang diartikan bukan dalam wujud fisik tetapi siluman yang dipuja. Dengan persembahan sepasang roti buaya maka dianggap perkawinan itu mendapat perlindungan dari kekuatan-kekuatan gaib.
Sepasang roti buaya adalah persembahan mempelai pria kepada mempelai wanita. Buaya putih adalah konsep dunia mitos Betawi, merupakan hewan mistis penunggu sungai yang dianggap keramat. Sepasang roti buaya memiliki simbol kekuatan spiritual yang melindungi pasangan yang menikah itu.
Masuknya buaya (putih) dalam dunia mitos Betawi, merupakan pengaruh kuat dari kebudayaan orang Dayak dan Melayu Kalimantan Barat. Kebiasaan mereka inilah kemudian menjadi komponen utama yang menurunkan orang Betawi untuk mengenal budayanya. Pengembangan konsep ini adalah orang Betawi tidak mensucikan buaya sebagai hewan ma'ujud tetapi yang dihormati adalah buaya siluman yang warnanya putih.
Selain itu, buaya termasuk hewan perkasa dan dipercaya mampu hidup di dua alam. Ini juga bisa dijadikan lambang dari harapan agar rumah tangga menjadi tangguh dan mampu bertahan hidup di mana dan dalam kondisi apa saja. Roti Buaya ini dibuat sepasang, yang betina ditandai dengan roti buaya kecil yg diletakan di atas punggungnya atau di samping. Maknanya tak lain adalah kesetiaan dalam menjalani kehidupan berumah tangga sampai beranak cucu.
Menurut H. Mirod Syahrudin, ketua Kumbesi (Kumpulan Betawi Bekasi) mengatakan, masyarakat Betawi meyakini perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya secara turun temurun. Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan.
Budaya yang sangat unik dengan berbagai macam makanan berbentuk roti buaya inilah membuatku menaruh teka-teki besar tentang kebiasaan tersebut yang diawali menjelang pernikahan. Banyak tetangga sekitarku yang kebetulan asli dari Betawi mengajarkanku dan memberitahu pengetahuan tentang budaya tersebut.
Bahrul Ulum, salah satunya, mengatakan bahwa roti buaya memiliki makna sebagai lambang kemapanan, karena ada anggapan bahwa roti merupakan makanan orang golongan atas. Pada saat selesai akad nikah, biasanya roti buaya ini diberikan pada saudara yang belum nikah, hal ini juga memiliki harapan agar mereka yang belum menikah bisa “tertular” dan segera mendapatkan jodoh.